SENSASI DAN
PERSEPSI
BAB II
A.
Pengertian
Sensasi berasal dari kata ‘sense’ yang artinya alat pengindraan,
yang menghubungkan dengan lingkungan sekitar. Menurut Dennis Coon “sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal. Simbolis atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan
alat indera.”
Jadi pengertian sensasi adalah penerimaan alat indra terhadap
stimulasi, atau bisa dikatakan stimulasi terhadap pengindraan.
Persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulasi yang mempengaruhi indra kita (De Vito). Muhyadi berpendapat bahwa
persepsi adalah proses seleksi stimulus dari lingkungannya dan kemudian
mengorganisasi dan menafsirkan, atau merupakan suatu proses dimana seorang
mengorganisasi dan menginterpretasikan kesan atau tangkapan indranya agar dapat
makna dalam konteks lingkungannya.
Bisa dikatakan persepsi adalah porses memilih, menyeleksi,
menginterpretasikan stimulus yang mengenai alat indra, kemudian menafsirkannya.
Jadi sensasi dan persepsi adalah proses yang berkesinambungan.
B.
Proses Sensasi dan Persepsi
Sebelum
memasuki proses psikologi kita ketahui apa itu setimulus. Stimulus adalah
energi yang menghasilkan respon pada organ pengindraan. Stimulus bervariasi
baik tipe dan intensitasnya. Beda tipe stimulus juga beda organ indra stimulus,
seperti cahaya yang hanya bisa diindra mata, suhu yang hanya bisa diindra
kulit. Begitu juga beda intensitas stimulus mengakibatkan kuat tidaknya indra
menerima. Seperti cahaya yang ringan mampu di lihat mata, sedangkan cahaya yang
terang sekali tidak dapat.
Sensasi
merupakan penerimaan rangsang oleh alat indra yang masih blum diartikan atau
diberi makna. Proses sensasi yaitu S-O-R : stimulus-organisme-respons. Adapun
prosesnya yaitu:
1.
Proses fisik: stimulus mengenai
alat indra atau reseptor disebut sebagai proses kealaman.
2.
Proses fisiologis: stimulus
mengenai alat indra di teruskan syaraf sensorik menuju ke otak
3.
Proses psikologis: proses di otak
yang menyebabkan organismemampu menyadari apa yang diterima dengan indranya.
Ini merupakan proses terakhir dari sensasi dan merupakan pengamatan atau
sensasi yang sebenarnya.
C.
Prinsip dan Faktor
Kemampuan
mengecap, menyium aroma, mendengar, dan sensasi lain membantu kita untuk
memberikan pengalaman tentang lingkungan sekitar, tapi kita mungkin jarang
berfikir tentang proses sensori. Individu sadar akan lingkungan eksternal dan
internal karena ada sejumlah sense organs yang dapat menerima rangsangan (stimuli).
Sense organ
membuat individu mampu melihat, mendengar, meraba,mencium, memberikan
keseimbangan,dan pengalaman seperti menyenangkan, menyakitkan, gerakan,
kehangatan, kesakitan, dan lainnya. Sense organs berfungsi melalui sensory
receptor cells yang menerima bentuk-bentuk energi, seperti cahaya, panas,
getaran, lalu menterjemahkannya kedalam impuls-impuls syaraf yang dapat
dikirimkan ke otak untuk diintepretasi. Proses tersebut, yaitu menerima
informasi dari dunia luar, penterjemahannya, pengirimannya ke otak disebut
sensasi.
1.
Ambang Batas
Individu
berada di lautan energy, contoh gelombang radio, ultraviolet, cahaya, gelombang
suara dengan frekuensi yang sangat tinggi dan rendah. Semua itu disebut
stimulus, yang mengacu pada semua aspek di dunia yang secara langsung
mempengaruhi perilaku atau pengalaman kesadaran individu. Kata stimulus berasal
dari berfungsinya sel-sel reseptor sensori yang terstimulan (terangsang),
sehingga secara kasat mata setiap benda atau sesuatu yang dapat membangkitkan
sel-sel reseptor adalah stimulus.
Pada stimuli
tertentu individu sangat sensitif dalam merasakannya, contoh: dalam ruangan
yang sangat sunyi, kita dapat mendengar langkah kaki yang sangat dalam ruangan
tersebut. Kesadaran individu terhadap stimuli yang sangat halus
mengilistrasikan ambang batas individu. Devinisi ambang batas adalah atimulasi
minimum yang dibutuhkan untuk mendeksi adanya atimulus umum. (cahaya, suara,
tekstur, aroma)
Mendeteksi
stimulus yang lemah tidak hanya tergantung pada kekuatan stimulus, melainkan
pada kondisi psikologi individu yagn bersangkutan. Kondisi psikologi ini
meliputi pengalaman dan pengharapan individu, motivasi, dan ksiapan fisik.
2.
Adaptasi Sensori
Sensitivitas
individu pada stimulus yang ditemui berbeda dari waktu ke waktu, penyebabnya
antara lain adalah kelelahan atau tidak adanya perhatian, yang utamanya di
sebabkan oleh adaptasi sensori.ketika stimulus ditampilkan secara terus menerus
atau di ulangi dalam waktu singkat sensasi pada jumlah energy yang sama semakin
lama akan semakin melemah. Seperti contoh saat orang masuk kolam renang
bertemperatur dingin, pertama akan terasa suhu yang sangat dingin sekali, namun
lama kelamaan suhu menjadi tidak terlalu dingin dan muoai terasa nyaman. Hal ini
disebabkan bukan karena temperatur air yang berubah, melainkan sensasi yang
berubah karena reseptor temperatur di kulit beradaptasi pada temperature air.
Kondisi
tersebut disebut adaptasi sensori. Hal ini terjadi pada indera lainnya, seperti
suara yang keras, aroma yang menyengat, dan lainnya.
Faktor
Pengaruh Persepsi
Factor-faktor
yang mempengaruhi persepsi dapat di kategorikan menjadi:
1)
Factor fungsional
Factor fungsional dihasilkan dari
kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan dan pengalaman masa lalu
seorang individu.
2)
Factor structural
Factor-faktor
structural berarti bahwa factor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari
bentuk stimuli dan efek-efek netral yagn ditimbulkan dari system syaraf
individu.
3)
Factor situasional
Factor ini
banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinesik,
petunjuk wajah, petunjuk paralingiustik adalah beberapa dari factor situasional
yang mempengaruhi persepsi.
4)
Faktor personal
Factor
psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi,
impresi dan konteks.
Emosi akan
mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat,
karena sebagian energy dan perhatiannya adalah emosi tersebut. Seorang yang
sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan
mungkin akan mempersepsikan lelucin temannya sebagai penghinaan.
Impresi.
Stimulus yang salient/menonjol akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi
seseorang. Gambar yang besar, warna yang kontras, atau suara yang keras akan
lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi focus dari persepsinya.
Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik akan
lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi
bagaimana ia dipandang selanjutnya.
Konteks,
walaupun factor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting.
Malah mungkin yang paling penting . konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan background yang
sangat menentukan bagaimana figure dipandang. fokus pada figure yang sama,
tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
Dalam buku
psikologi umum yang diterbitkan oleh UIN Sunan Kalijaga membagi factor yang
mempengaruhi persepsi ada empat, yaitu:
1.
Selective Attention
Dalam
kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari
lingkungannya, dan tidak semua rangsang-rangsang tidak harus selalu ditanggapi,
hanya ada rangsang-rangsang tertentu. Maka objek atau gejala-gejala lain tidak
semua menjadi objek pengamatan.
2.
Ciri-ciri Rangsang
Ciri stimulus
yang menarik perhatian, memiliki makna, intensitas, perubahan, warna,
kompleksitas, juga repetition.
3.
Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu
Setiap latar
belakang individu akan punya pola pengamatan yang berbeda. Contoh anak-anak
dari status ekonomi yang rendah akan melihat koin (uang logam) lebih berharga
dibandingkan anak-anak dari status ekonomi yang relative mampu.
4.
Pengalaman Terdahulu
Pengalaman-pengalaman
terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.
D.
Dalil Persepsi (Krech dan Crutchfield)
Dalil persepsi 1: persepsi bersafat selektif secara fungsional.
Berarti objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya
objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
Dalil persepsi 2: medan perseptual dan kognitif selalu di
organisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan meilihat
konteksnya walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan
mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan stimuli yang kita
persepsi.
Dalil persepsi 3: sifat-sifat perseptual dan kognitif dari
substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan.
Jika individu dianggap sebagaianggota kelompok, semua sifat individu yang
berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompok
dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
Dalil persepsi 4: objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang
dan waktu atau menyerupai satu sama lain cenderung ditanggapi sebagai bagian
struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam
mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.
BAB III
Penutup
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak akn luput dengan yang namanya
sensasi dan persepsi, dimana keduanya sangat berperan dan tidak bisa di
tinggalkan. Keduanya juga saling berhubungan, sensasi-sansasi itu dantang dan
kemudian diteruskan untuk menjadi persepsi yang baru yang nantinya akan menjadi
pengalaman, dan akan menjadi rujukan dalam berpersepsi yang baru.
Sensasi yang kita rasakan dalam kehidupan ini pastinya memiliki
batas yang akan menentukan seberapa stumulus yang akan kita terima. Tidak semua
stimulus mampu kita terima, dan pastinya itu menurut pada kuat tidaknya
atimulus itu untuk bersaing dengan yang lainnya dalam mendapat perhatian
pancaindra. Meskipun stimulus itu sudah sangat menarik panca indra pada
dasarnya, namun Karena terlalu seringnya stimulus itu akan menjadikan
pancaindra terbiasa, sehingga akan kalah bersaing lagi dengan stimulus yang
baru.
Dan pada akhirnya akan menjadi persepsi-persepsi baru yang banyak.
Persepsi seorang ternyata berbeda dengan seorang yang lainnya, karena adanya
factor-faktor tertentu seperti pengalaman.
Daftar Pustaka
Susiloningsih,
dkk.2006. Psikologi Umum. Yogyakarta: Pokja Akademi UIN Sunan Kalijaga.
http://www.psychologymania.com/2011/09/sensasi-dan-persepsi-sensation-and.html