Thursday, 16 April 2015

Sensasi dan persepsi

SENSASI DAN PERSEPSI
BAB II
 
A.    Pengertian
Sensasi berasal dari kata ‘sense’ yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan dengan lingkungan sekitar. Menurut Dennis Coon “sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Jadi pengertian sensasi adalah penerimaan alat indra terhadap stimulasi, atau bisa dikatakan stimulasi terhadap pengindraan.
Persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulasi yang mempengaruhi indra kita (De Vito). Muhyadi berpendapat bahwa persepsi adalah proses seleksi stimulus dari lingkungannya dan kemudian mengorganisasi dan menafsirkan, atau merupakan suatu proses dimana seorang mengorganisasi dan menginterpretasikan kesan atau tangkapan indranya agar dapat makna dalam konteks lingkungannya.
Bisa dikatakan persepsi adalah porses memilih, menyeleksi, menginterpretasikan stimulus yang mengenai alat indra, kemudian menafsirkannya. Jadi sensasi dan persepsi adalah proses yang berkesinambungan.

B.     Proses Sensasi dan Persepsi
Sebelum memasuki proses psikologi kita ketahui apa itu setimulus. Stimulus adalah energi yang menghasilkan respon pada organ pengindraan. Stimulus bervariasi baik tipe dan intensitasnya. Beda tipe stimulus juga beda organ indra stimulus, seperti cahaya yang hanya bisa diindra mata, suhu yang hanya bisa diindra kulit. Begitu juga beda intensitas stimulus mengakibatkan kuat tidaknya indra menerima. Seperti cahaya yang ringan mampu di lihat mata, sedangkan cahaya yang terang sekali tidak dapat.
Sensasi merupakan penerimaan rangsang oleh alat indra yang masih blum diartikan atau diberi makna. Proses sensasi yaitu S-O-R : stimulus-organisme-respons. Adapun prosesnya yaitu:
1.      Proses fisik: stimulus mengenai alat indra atau reseptor disebut sebagai proses kealaman.
2.      Proses fisiologis: stimulus mengenai alat indra di teruskan syaraf sensorik menuju ke otak
3.      Proses psikologis: proses di otak yang menyebabkan organismemampu menyadari apa yang diterima dengan indranya. Ini merupakan proses terakhir dari sensasi dan merupakan pengamatan atau sensasi yang sebenarnya.



C.     Prinsip dan Faktor
Kemampuan mengecap, menyium aroma, mendengar, dan sensasi lain membantu kita untuk memberikan pengalaman tentang lingkungan sekitar, tapi kita mungkin jarang berfikir tentang proses sensori. Individu sadar akan lingkungan eksternal dan internal karena ada sejumlah sense organs yang dapat menerima rangsangan (stimuli).
Sense organ membuat individu mampu melihat, mendengar, meraba,mencium, memberikan keseimbangan,dan pengalaman seperti menyenangkan, menyakitkan, gerakan, kehangatan, kesakitan, dan lainnya. Sense organs berfungsi melalui sensory receptor cells yang menerima bentuk-bentuk energi, seperti cahaya, panas, getaran, lalu menterjemahkannya kedalam impuls-impuls syaraf yang dapat dikirimkan ke otak untuk diintepretasi. Proses tersebut, yaitu menerima informasi dari dunia luar, penterjemahannya, pengirimannya ke otak disebut sensasi.
1.      Ambang Batas
Individu berada di lautan energy, contoh gelombang radio, ultraviolet, cahaya, gelombang suara dengan frekuensi yang sangat tinggi dan rendah. Semua itu disebut stimulus, yang mengacu pada semua aspek di dunia yang secara langsung mempengaruhi perilaku atau pengalaman kesadaran individu. Kata stimulus berasal dari berfungsinya sel-sel reseptor sensori yang terstimulan (terangsang), sehingga secara kasat mata setiap benda atau sesuatu yang dapat membangkitkan sel-sel reseptor adalah stimulus.
Pada stimuli tertentu individu sangat sensitif dalam merasakannya, contoh: dalam ruangan yang sangat sunyi, kita dapat mendengar langkah kaki yang sangat dalam ruangan tersebut. Kesadaran individu terhadap stimuli yang sangat halus mengilistrasikan ambang batas individu. Devinisi ambang batas adalah atimulasi minimum yang dibutuhkan untuk mendeksi adanya atimulus umum. (cahaya, suara, tekstur, aroma)
Mendeteksi stimulus yang lemah tidak hanya tergantung pada kekuatan stimulus, melainkan pada kondisi psikologi individu yagn bersangkutan. Kondisi psikologi ini meliputi pengalaman dan pengharapan individu, motivasi, dan ksiapan fisik.
2.      Adaptasi Sensori
Sensitivitas individu pada stimulus yang ditemui berbeda dari waktu ke waktu, penyebabnya antara lain adalah kelelahan atau tidak adanya perhatian, yang utamanya di sebabkan oleh adaptasi sensori.ketika stimulus ditampilkan secara terus menerus atau di ulangi dalam waktu singkat sensasi pada jumlah energy yang sama semakin lama akan semakin melemah. Seperti contoh saat orang masuk kolam renang bertemperatur dingin, pertama akan terasa suhu yang sangat dingin sekali, namun lama kelamaan suhu menjadi tidak terlalu dingin dan muoai terasa nyaman. Hal ini disebabkan bukan karena temperatur air yang berubah, melainkan sensasi yang berubah karena reseptor temperatur di kulit beradaptasi pada temperature air.
Kondisi tersebut disebut adaptasi sensori. Hal ini terjadi pada indera lainnya, seperti suara yang keras, aroma yang menyengat, dan lainnya.
Faktor Pengaruh Persepsi
Factor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat di kategorikan menjadi:
1)      Factor fungsional
Factor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan dan pengalaman masa lalu seorang individu.
2)      Factor structural
Factor-faktor structural berarti bahwa factor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yagn ditimbulkan dari system syaraf individu.
3)      Factor situasional
Factor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralingiustik adalah beberapa dari factor situasional yang mempengaruhi persepsi.
4)      Faktor personal
Factor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.
Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energy dan perhatiannya adalah emosi tersebut. Seorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan mungkin akan mempersepsikan lelucin temannya sebagai penghinaan.
Impresi. Stimulus yang salient/menonjol akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna yang kontras, atau suara yang keras akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi focus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
Konteks, walaupun factor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting. Malah mungkin yang paling penting . konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan background yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
Dalam buku psikologi umum yang diterbitkan oleh UIN Sunan Kalijaga membagi factor yang mempengaruhi persepsi ada empat, yaitu:
1.      Selective Attention
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya, dan tidak semua rangsang-rangsang tidak harus selalu ditanggapi, hanya ada rangsang-rangsang tertentu. Maka objek atau gejala-gejala lain tidak semua menjadi objek pengamatan.
2.      Ciri-ciri Rangsang
Ciri stimulus yang menarik perhatian, memiliki makna, intensitas, perubahan, warna, kompleksitas, juga repetition.
3.      Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu
Setiap latar belakang individu akan punya pola pengamatan yang berbeda. Contoh anak-anak dari status ekonomi yang rendah akan melihat koin (uang logam) lebih berharga dibandingkan anak-anak dari status ekonomi yang relative mampu.
4.      Pengalaman Terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.
D.    Dalil Persepsi (Krech dan Crutchfield)
Dalil persepsi 1: persepsi bersafat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
Dalil persepsi 2: medan perseptual dan kognitif selalu di organisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan meilihat konteksnya walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan stimuli yang kita persepsi.
Dalil persepsi 3: sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagaianggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompok dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
Dalil persepsi 4: objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain cenderung ditanggapi sebagai bagian struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.





BAB III
Penutup
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak akn luput dengan yang namanya sensasi dan persepsi, dimana keduanya sangat berperan dan tidak bisa di tinggalkan. Keduanya juga saling berhubungan, sensasi-sansasi itu dantang dan kemudian diteruskan untuk menjadi persepsi yang baru yang nantinya akan menjadi pengalaman, dan akan menjadi rujukan dalam berpersepsi yang baru.
Sensasi yang kita rasakan dalam kehidupan ini pastinya memiliki batas yang akan menentukan seberapa stumulus yang akan kita terima. Tidak semua stimulus mampu kita terima, dan pastinya itu menurut pada kuat tidaknya atimulus itu untuk bersaing dengan yang lainnya dalam mendapat perhatian pancaindra. Meskipun stimulus itu sudah sangat menarik panca indra pada dasarnya, namun Karena terlalu seringnya stimulus itu akan menjadikan pancaindra terbiasa, sehingga akan kalah bersaing lagi dengan stimulus yang baru.
Dan pada akhirnya akan menjadi persepsi-persepsi baru yang banyak. Persepsi seorang ternyata berbeda dengan seorang yang lainnya, karena adanya factor-faktor tertentu seperti pengalaman.

Daftar Pustaka
Susiloningsih, dkk.2006. Psikologi Umum. Yogyakarta: Pokja Akademi UIN Sunan Kalijaga.
http://www.psychologymania.com/2011/09/sensasi-dan-persepsi-sensation-and.html

Monday, 15 September 2014

PSIKOLOGI UMUM


  1. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Menurut asal katanya, Psikologi berasal dari kata Yunani  psyche yang berarti  “ jiwa” dan logos yang berarti “ilmu” dengan demikian, secara harfiah psikologi sering member kesan sebagai ilmu yang mempelajari jiwa, Pandangan demikian seringkali menimbulkan pertanyaan “apakah jiwa itu ?”, Pertanyaan itu masih terlalu abstrak dan sulit untuk dijawab oleh ahli manapun sampai sekarang.
Dewasa ini setelah psikologi berkembang luas dan berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka istilah “psikologi” dibatasi hanya  pada segi-segi yang ilmiah saja; dengan objek yang dapat diamati,di catat dan diukur. Sedangkan istilah “Ilmu Jiwa” pengertiannya lebih luas, mencakup pula persoalan “jiwa” yang tidak ilmiah.Psikologi tidak mempelajari jiwa, melainkan gejala-gejala kejiwaan. Gejala-gejala kejiwaan yang dipelajari secara umum disebut tingkah laku. Dengan demikian, psikologi dapat dibatasi sebagai ilmu yang mempelajari tingkahlaku organism,terutama tingkahlaku manusia


  1. SEJARAH
Psikologi sebelum lahir sebagai ilmu yang berdiri sendiri, dipengaruhi oleh Filsafat dan ilmu Pengetahuan Alam.
Pada saat dipengaruhi oleh filsafat,seorang filosuf Rene Descartes memandang manusia mempunyai dua unsure yang tak dapat dipisahkan, yaitu jiwa-raga. Hubungan antara jiwa dan raga saling mempengaruhi,sebab adanya kelenjar pinealis dalam otak.
Pada saat berada dibawah pengaruh IPA, psikologi diterangkan secara kausal, psikologi dihubungkan dengan fisiologi. Pada awal abad XIX, banyak dilakukan eksperimen-eksperimen di bidang fisika, fisiologi dan kimia. Perkembangan  psikologi yang mandiri erat kaitannya dengan eksperimen-eksperimen mengenai sensasi. Dalam hal ini yang terkenal adalah hukum yaitu hukum pengindraan rangsang. Psikologi sebagai disiplin ilmu yang mandiri ditandai dengan pendirian laboratorium psikologi pertama di Leipzig, Jerman, oleh Wilhelm Wundt pada tahun 1879. Laboratorium yang serupa di Amerika Serikat berdiri pada tahun 1883. Sejak tahun 1980, hampir semua Universitas di Amerika Serikat mempunyai fakultas psikologi yang berdiri sendiri.

  1. ISU-ISU KUNCI / KONTROVERSI DALAM PSIKOLOGI
1.      Nature (hereditas)  vs nurture (lingkungan) : seberapa jauh tingkah laku kita dipengaruhi faktor keturunan dan seberapa banyak karena faktor lingkungan dan bagaimana interaksi antar kedua faktor tersebut ?
2.      Conscious vs  unconscious determinants of behavior : seberapa banyak perilaku dipengaruhi oleh dorongan yang disadari dan seberapa jauh yang tidak disadari?
3.      Observable behavior vs internal mental processes : haruskah psikologi hanya berfokus pada perilaku yang dapat diamati oleh pengamat dari luar, atau berfokus pada proses berpikir yang tidak dapat dilihat ?
4.      Freedom vs determinism : seberapa jauh perilaku merupakan hasil keputusan yang dibuat secara bebas oleh individu dan seberapa jauh perilaku dikendalikan faktor-faktor di luar keinginan individu  ?
5.      Individual differences vs universal principles : seberapa jauh perilaku merupakan konsekuensi dari kualitas khusus dan unik yang dimiliki masing-masing individu ?. Seberapa  jauh, karena kita semua makhluk manusia,  perilaku terkait dengan susunan biologis dan sejauh mana kita memiliki pengalaman yang mirip ?

D.    ALIRAN – ALIRAN / PERSPEKTIF DALAM PSIKOLOGI
Perspektif awal yang membimbing kerja para ahli psikologi adalah Strukturalisme, Fungsionalisme dan Teori Gestalt.
-       Strukturalisme berfokus pada identifikasi elemen-elemen dasar dari jiwa (mind), yang sebagian besar dengan menggunakan metode introspeksi.
-       Fungsionalisme menaruh perhatian pada fungsi-fungsi yang dilakukan oleh aktivitas mental.
-       Psikologi Gestalt berfokus pada studi tentang bagaimana persepsi diorganisir ke dalam unit-unit yang bermakna.

Pendekatan Yang Digunakan Pada Masa Sekarang

1.      Perspektif Biologis, yaitu memandang tingkah laku dari fungsi-fungsi biologis manusia.
2.      Perspektif Psikodinamika, meyakini tingkah laku didorong oleh kekuatan dari dalam yang tidak disadari dan hanya sedikit dapat dikendalikan
3.      Perspektif Kognitif meneliti bagaimana orang berpikir dan memahami dunia sekitar.
4.      Perspektif Behavioral : berfokus pada perilaku-perilaku yang dapat diamati
5.      Perspektif Humanistik, memandang bahwa manusia dapat mengendalikan tingkah lakunya dan secara alamiah selalu berusaha untuk mencapai potensinya secara penuh.


E.     CABANG PSIKOLOGI
Psikologi secara garis besar dibagi menjadi 2: yaitu Psikologi Umum dan Khusus.
Psikologi Umum mempelajari tingkah laku manusia dan proses mental secara umum yang terjadi pada orang dewasa dan beradab.
Psikologi khusus lebih memfokuskan pada kajian tertentu, misalnya:
1.      Biopsikologi: mempelajari dasar-dasar biologis tingkah laku
2.      Psi. Eksperimen : mempelajari proses-proses penginderaan, persepsi, belajar dan berpikir
3.      Psi. Kognitif         : merupakan perkembangan lebih lanjut dari psi. eksperimen yang mempelajari proses-proses mental tingkat tinggi  yang meliputi berpikir, bahasa, memori, problem solving, pengetahuan, penalaran, dan pengambilan keputusan.
4.      Psikologi Perkembangan dan Kepribadian : mempelajari perubahan dan perbedaan individu.
  1. Psi. Perkembangan mempelajari bagaimana orang berkembang dan berubah sepanjang rentang kehidupan (life span).
  2. Psi. Kepribadian mempelajari konsistensi dan perubahan tingkah laku individu ketika berada dalam situasi yang berbeda-beda dan mempelajari perbedaan individu satu dengan  yang lain ketika berada dalam situasi yang sama.
5.      Psi. Klinis, Psi. Konseling dan Psi. Kesehatan terutama berhubungan dengan peningkatan kesehatan fisik dan mental.
  1. Psi. Kesehatan mempelajari faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi timbulnya penyakit fisik.
  2. Psi. Klinis  melakukan studi dan diagnosis serta treatment terhadap tingkah laku abnormal.
  3. Psi. Konseling berfokus pada masalah-masalah penyesuaian dalam pekerjaan, sosial dan pendidikan.
6.      Psi. Pendidikan meneliti bagaimana proses-proses pendidikan mempengaruhi siswa.
7.      Psi. Sekolah memfokuskan diri pada penelitian dan pemberian treatment pada anak-anak SD dan SMP yang memiliki masalah-masalah akademik dan atau emosional.
8.      Psi. Sosial adalah studi tentang bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan individu dipengaruhi oleh orang lain.
9.      Psi. Wanita menaruh perhatian terhadap faktor-faktor psikologis yang berhubungan dengan tingkah laku dan perkembangan perempuan.
10.  Psi. Industri dan Organisasi berfokus pada penerapan psikologi di tempat kerja.
11.  Psi. Konsumen mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan orang dalam tingkah laku membeli.
12.  Psi. Lintas Budaya meneliti persamaan dan perbedaan dalam hal berfungsinya aspek psikologis individu pada budaya yang beraneka ragam.

13.   Cabang-cabang khusus lain yang terbaru meliputi psikologi evolusi, neuropsikologi klinis, psi. lingkungan, psi. forensik, psi. olah raga dan hal-hal yang menekankan pada evaluasi program


NB: UNTUK BERIKUTNYA AKAN DI BAHAS MENGENAI METODE PENELITIAN PSIKOLOGI DAN DASAR BIOLOGIS PERILAKU